Final Piala Eropa 1976 yang mempertemukan Cekoslovakia dan
Jerman Barat dianggap sebagai final terbaik sepanjang sejarah
penyelenggaraan Piala Eropa (saat itu). Sebab, partai pamungkas
tersebut mempertontonkan sepak bola menyerang, semangat pantang
menyerah, serta ketegangan dalam drama adu penalti. Ini juga melahirkan
kejutan besar.
Kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa kelima ini menjadi turnamen
terakhir dengan format empat besar. Namun, sebelumnya tetap diikuti
babak kualifikasi. Sebanyak 32 negara ikut serta yang dibagi dalam 8
grup. Juara akan masuk perempat final yang juga memakai sistem kandang
tandang. Pada waktu itu, kemenangan masih diberi nilai 2. Pemenang di
perempat final itulah yang kemudian lolos ke putaran final di
Yugoslavia alias semifinal.
Empat tim yang mengikuti putaran final adalah Cekoslovakia, Belanda,
Jerman Barat, dan Yugoslavia. Putaran ini dipuji memiliki kualitas
tinggi karena pertandingan harus berakhir dengan babak perpanjangan
waktu.
Jalan Cekoslowakia untuk tampil sebagai juara tidak mudah. Di
pertandingan pertama, mereka harus bertemu Belanda di Zagreb. Di atas
kertas, Belanda yang memiliki pemain bintang seperti Johan Cruyff jelas
lebih diunggulkan. Apalagi, dua tahun sebelumnya mereka tampil
cemerlang di Piala Dunia. Meski kalah di final oleh Jerman Barat, namun
Belanda dianggap membawa gaya sepak bola baru, total football, yang
ditakuti banyak tim. Namun, faktanya Cekoslovakia membuat kejutkan
dengan menekuk Belanda 3-1 dan lolos ke final.
Keberhasilan Antonin Panenka dan kawan-kawan tidak terlepas dari cara
mereka meminimalisasi peran Cruyff dan Wim van Hanegem yang menjadi
tumpuan Belanda. Dengan cara itu, Cekoslowakia mampu unggul terlebih
dulu berkat gol yang diciptakan Anton Ondrus pada pertengahan babak
pertama. Ondrus berhasil menjebol gawang Belanda setelah memaksimalkan
umpan tendangan bebas Antonin Panenka.
Cekoslowakia harus bermain sepuluh orang setelah Jaroslav Pollak diberi
kartu merah pada babak kedua. Sialnya lagi, Cekoslowakia harus
kebobolan oleh gol bunuh diri Ondrus pada menit ke-77.
Kedudukan imbang membuat pertandingan memanas. Belanda pun terpaksa
bermain sepuluh orang setelah Johan Neeskens mendapatkan kartu merah
sebelum memasuki perpanjangan waktu.
Ambisi Belanda untuk meraih kemenangan semakin sulit setelah Van
Hanegem mendapatkan kartu merah. Cekoslovakia pun akhirnya berhasil
menundukkan Belanda berkat dua gol tambahan yang diciptakan Frantisek
Vesely dan Veseley.
Pertandingan semifinal lainnya antara Jerman Barat melawan Yugoslavia
tak kalah seru. Belgrade nyaris menjadi kuburan bagi sang juara
bertahan Jerman Barat setelah tertinggal 0-2 pada babak pertama. Namun,
pelatih Helmut Schoen menolak menyerah dan memasukkan dua pemain
pengganti yang mengubah hasil pertandingan. Heinz Flohe dan Dieter
Mueller mencetak gol balasan sehingga Jerman Barat berhasil memaksa
Yugoslavia bermain dalam babak perpanjangan waktu.
Jerman Barat perlu berterima kasih kepada Mueller. Dia mencetak dua gol
untuk melengkapi torehan hat-trick sehingga Jerman Barat meraih
kemenangan 4-2.
Di babak final, Cekoslovakia tampil sangat impresif. Betapa tidak,
Cekoslovakia hanya membutuhkan delapan menit untuk membobol gawang
Jerman Barat yang tampil sebagai juara bertahan. Jan Svehlik berhasil
menaklukkan Sepp Maier. Gol yang diciptakan Svehlik tercatat sebagai
gol tercepat di ajang ini. Karol Dobias kemudian menggandakan
keunggulan Cekoslovakia pada menit ke-26.
Jerman Barat bangkit. Mueller membalas melalui gol tendangan voli
akrobatik. Akhirnya, Jerman Barat menyamakan kedudukan setelah Bernd
Holzenbein mencetak gol pada menit ke-69.
Kedua tim terpaksa harus melakoni babak adu penalti setelah tidak ada
gol yang tercipta pada babak tambahan. Sebagai catatan, ini merupakan
final pertama Piala Eropa yang harus ditentukan melalui adu penalti.
Drama adu penalti ini menyajikan ketagangan luar biasa. Ketagangan
muncul saat penendang keempat dari Jerman Barat, Uli Hoeness, gagal
mengeksekusi penalti. Antonin Panenka yang menjadi penembak penalti
kelima berhasil mengantarkan Cekoslovakia juara.
Penalti yang dieksekusi Panenka menjadi bahan pembicaraan. Meski
dilanda tekanan karena eksekusinya sangat berpengaruh pada hasil
pertandingan, Panenka dengan sangat tenang mengecoh Sepp Maier. Melihat
sang kiper akan bergerak ke kiri, Panenka mencungkil bola ke arah
tengah, posisi awal Maier.
Paneka mengakui berlatih eksekusi tersebut bersama kiper Zdenek Hruska
yang merupakan rekan setimnya di Bohemians Prague. "Saya memutuskan
lebih mudah berpura-pura menembak bola, kemudian mencungkil bola ke
tengah gawang. Saya melakukannya saat berlatih dan berhasil."
Cekoslowakia pun membuat kejutan besar. Tim yang sebelumnya tak
diperhitungkan, justru menyingkirkan dua raksasa dunia saat itu,
Belanda dan Jerman, untuk menjadi juara. Saat itu, Jerman dan Belanda
merupakan klub raksasa Eropa, bahkan dunia. Mereka memiliki
bintang-bintang fenomenal dan permainan yang dahsyat.
Top score Piala Eropa 1976 : Dieter Muller/Jerman Barat (4 gol)
Profile Dieter Muller
Dia bermain dalam dua belas pertandingan senior, mencetak sembilan gol
untuk Jerman. Ia bermain di Kejuaraan Sepak Bola Eropa 1976 (di final
yang ia mencetak) dan FIFA 1978 Piala Dunia. Di FC Köln dia menetapkan
rekor gol terbanyak yang dicetak oleh pemain dalam pertandingan
Bundesliga tunggal. Pada tanggal 17 Agustus 1977, ia memberikan
kontribusi enam gol (mencetak gol di, 12 23, 32, 52, 73 dan di menit
ke-85) untuk kemenangan 7-2 Köln atas Werder Bremen.
Muller adalah putra dari Heinz Kaster, yang bermain sebagai bek untuk FC
St Pauli dan Kickers Offenbach di awal 1950-an. Striker sudah menjadi
sekolah internasional, saat adopsi ayah tirinya berubah nama ke dalam
Müller.
Belum ada tanggapan untuk "Cekoslovakia Juara Piala Eropa 1976"
Posting Komentar