Edisi ketiga turnamen sepak bola
antarnegara Eropa tak lagi bernama European Nations’ Cup. Sejak 1968
ajang terbesar di Benua Biru itu resmi berganti menjadi UEFA European
Championship. Ini sekaligus melahirkan format baru pada babak
kualifikasi dengan menggunakan sistem grup.
Euro 1968 diikuti 31 negara. Babak
kualifikasi dibagi dalam delapan grup. Tujuh grup berisi empat tim, satu
grup hanya diikuti tiga tim. Delapan pemimpin grup berhak ke babak
perempat final. Di babak ini juara bertahan Spanyol tersingkir setalah
dua kali kalah dari juara Piala Dunia 1966, Inggris, dengan agregat 1-3.
Putaran final tetap digelar di satu
negara dan dimulai dari semifinal. Italia setuju menjadi tuan rumah
karena ingin merayakan ulang tahun ke-60 FIGC (Asosiasi Sepak Bola
Italia).
Tak salah Italia menyetujui tawaran
sebagai tuan rumah. Melaju pertama kali ke putaran final, tim yang
diasuh Ferruccio Valcareggi langsung juara di depan publik sendiri.
Giacinto Facchetti cs menang 2-0 atas Yugoslavia dalam laga ulang.
Menariknya, keberhasilan Italia tak
lepas dari sekeping koin. Cerita bermula saat Italia menghadapi Uni
Soviet di semifinal. Usai melewati 120 menit tanpa gol, tim yang berhak
ke final pun diputuskan melalui lemparan koin. Kala itu UEFA belum
menggunakan sistem adu penalti jika ada pertandingan imbang dalam sebuah
turnamen.
Dewi Fortuna berpihak ke Italia.
Sekeping koin berhasil membawa Gli Azzurri tampil di final Euro 1968.
Kala itu, Facchetti sebagai kapten tim yang diundang wasit untuk menjadi
saksi tos-tosan koin. Italia ke final dan menjadi juara. Sementara Uni
Soviet kembali gagal mengulangi kejayaan di Euro 1960.
Di kualifikasi grup, Italia, Bulgaria, Uni
Soviet, Hungaria, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Yugoslavia berhak
melaju ke perempat final. Di babak ini, Italia berhasil menyingkirkan
Bulgaria, Uni Soviet mengalahkan Hungaria, Inggris menjungkalkan
Spanyol, dan Yugoslavia menghentikan Prancis.
Italia, Uni Soviet, Inggris, dan
Yugoslavia berhak tampil di putaran final. Secara mengejutkan, Inggris
yang diunggulkan lantaran merupakan juara Piala Dunia 1966 dikalahkan
Yugoslavia di semifinal. Sementara, Italia menyingkirkan Uni Soviet
melalui tos-tosan koin.
DUA LAGA FINAL
Tampil di depan publik sendiri, Gli Azzurri kesulitan meladeni
perlawanan Yugoslavia. Bahkan, Yugoslavia berhasil unggul lebih dulu
pada menit ke-32 lewat Dragan Dzajic.
Italia beruntung memiliki Angelo
Domenghini yang tampil sebagai pahlawan bagi Gli Azzurri. Bola
tendangannya merobek jala gawang Yugoslavia yang dikawal Ilija
Pantelic.
Skor imbang bertahan hingga laga usai.
Penentuan juara hampir saja menggunakan lemparan koin. Tapi, mengingat
itu laga final, maka kedua tim sepakat melakoni laga ulang dua hari
kemudian. Itu berarti di Euro 1968 terdapat dua kali laga final.
Dewi Fortuna kembali memayungi Italia.
Pemain yang cedera seperti Sandro Mazzola dan Luigi Riva sudah bisa
kembali dimainkan. Gli Azzurri tampil lebih solid. Mereka pun meraih
kemenangan dengan skor 2-0 lewat gol Riva dan Pietro Anastasi. Italia
menjadi satu-satunya tim yang menjadi juara setelah menang dalam lempar
koin untuk melaju ke final dan melalui dua laga final.
Top score piala eropa 1968 adalah Dragan Dzajic/ Yugoslavia (2 gol)
Profile Dragan Dzajic
Salah satu bek sayap kiri terbaik di Eropa, puncaknya ketika Euro 1968
ketika laga lawan Inggris. Gol cantiknya membawa Yugoslavia unggul atas
Inggris dan mengantarkan negaranya ke partai final melawan Italia. Dia
berhasil mencetak gol namun bisa bisa disamakan pemain Italia Angelo
Domenghini. Dan pada partai ulangan final, Italia berhasil mengalahkan
Yugoslavia dengan 2-0. Walaupun tidak pernah mengantarkan negaranya
menjadi juara, Dragan Dzajic tetap dikenang sebagai era bek modern yang
berani menyerang.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Italia Juara Piala Eropa 1968"
Posting Komentar